Jun 27, 2011

EKSTERNALITAS KONSUMEN TERHADAP PRODUSEN (dalam Ekonomi Publik)



Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen mengganggu fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen tertentu.  Dampak jenis ini misalnya terjadi ketika limbah rumah tangga terbuang ke aliran sungai dan mencemarinya sehingga mengganggu perusahaan tertentu yang memanfaatkan air baik oleh ikan (nelayan) atau perusahaan yang memanfaatkan air bersih.

Contoh kasus yang saya ambil adalah kasus pencemaran Sungai Citarum yang mengganggu produktifitas PLTA-PLTA yang ada di sekitarnya.

Kasus  Pencemaran  Sungai  Citarum  Terhadap  Produktifitas  Plta-Plta  Yang Di Sekitarnya:

}  Ci Tarum adalah sungai terpanjang dan terbesar di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sungai ini bermuara di Ujung Karawang. Karena banyaknya debit air yang dialirkan oleh sungai ini, maka pemerintah membuat tiga bendungan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA) di sungai ini:
}  PLTA Ir. H. Djuanda atau yang dikenal dengan PLTA Jatiluhur
 
Keadaan lingkungan sekitar Citarum telah banyak berubah sejak puluhan tahun yang lalu. Kondisi adalah akibat dari ulah manusia yang tidak menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan ekosistem lingkungan sungai. Dengan perilaku “asal buang” menjadikan kondisi air di sungai Citarum tercemar oleh berbagai jenis limbah yang  telah mengontaminasi kualitas air. Sekitar 60% dari total semua limbah di sungai Citarum berasal dari limbah domestik rumah tangga .Akibat dari pencemaran ini, kondisi air bersih di sekitar warga sungai Citarum terancam berbagai masalah.

Daya tampung sungai Citarum dicerminkan oleh debit sungai Citarum. Sementara beban polutan ditentukan dari sumber limbah industri, pertanian, dan domestik (rumah tangga) dengan parameter BOD, COD, N Total dan P Total. Perhitungan total beban polutan dilakukan dengan analisis secara spasial menggunakan perangkat lunak MapInfo 8.0. Selanjutnya total beban polutan dibagi dengan debit sungai di titik Nanjung akan menghasilkan nilai konsentrasi polutan. Konsentrasi polutan tersebut kemudian dibandingkan dengan standar baku mutu yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tampung sungai Citarum (tahun 2001 maupun 2004) sudah terlampaui. Daya tampung yang sudah melampaui batas menyebabkan menurunnya daya dukung sungai Citarum. Selain meningkatnya jumlah polutan, kapasitas debit sungai sangat menentukan tingkat daya tampung dan daya dukung sungai Citarum. Hal ini mengakibatkan keadaan sungai menjadi sempit dan dangkal, sampah dimana mana, warna airpun hitam pekat. Penurunan debit/kuantitas maupun kualitas air ini telah mengganggu produktifitas dari PLTA, terutama PLTA Jatiluhur. Yakni membuat putaran turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatiluhur melemah.

Hitung-hitungan yang didapat dari 3 PLTA yang ada di aliran sungai citarum ternyata menghasilkan energi setara bahan bakar minyak sebanyak 16 Juta ton/tahun. Namun ada sekitar 4 juta meter kubik lumpur masuk ke dalam waduk Saguling. Kemudian, rata-rata tahunan sampah yang disaring oleh UBP Saguling mencapai 250.000 m3/ tahun. Sejumlah sampah tersebut disaring agar tidak masuk ke dalam turbin pembangkit listrik. Tentunya proses penyaringannya sendiri memakan biaya yang tidak sedikit.Hal ini mengakibatkan kerugian bagi pihak PLTA

No comments:

Post a Comment