Jun 27, 2011

ASPARTAME DALAM MINUMAN KEMASAN (dalam Ilmu Kealaman Dasar)

Pendahuluan
                Latar Belakang
Beberapa saat lalu beredar isu yang mempengaruhi pandangan masyarakat tentang minuman kemasan dalam sebuah pesan singkat elektronik atau SMS yang dikirimkan oleh IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Isu itu menyatakan bahwa 18 merk minuman kemasan yang sudah sangat akrab dalam kehidupan sehari – hari dan terkenal mengandung pemanis buatan yang disebut Aspartame. Disana disebutkan jika kita mengkonsumsi produk yang mengandung aspartame akan menyebabkan pengerasan otak, kanker dan gagal ginjal.
Namun IDI mengatakan bahwa tidak pernah mengirim SMS peringatan itu. Mereka malah mengatakan bahwa Apartame bukan pemanis buatan yang berbahaya karena penelitian yang dilakukan terhadap manusia, menjelaskan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa minuman soda yang mengandung pemanis aspartam dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Aspartam termasuk pemanis nutritif dan dapat diurai oleh tubuh. Hanya saja, aspartam tidak tahan suhu tinggi, karena pada suhu tinggi aspartam terurai menjadi senyawa yang tidak lagi manis. Karena itu, aspartam tidak dipakai dalam produk pembuat kue dan dipakai hanya untuk minuman, es krim, atau yoghurt.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan sudah mengeluarkan SURAT - EDARAN Nomor : KH.00.01.234.084 tanggal 11 Agustus 2006 tentang Bantahan Pemberitaan Produk Makanan yang Mengandung Pemanis Buatan. Sejauh ini tidak ada pelarangan pengunaan aspartam dalam makanan, minuman, maupun produk supplemen asal sesuai dengan anjuran yang berlaku.
Dibalik semua itu, tidak banyak orang yang mengetahui apa itu aspartame. Maka di makalah ini, kami akan mendiskusikan tentang Aspartame.
Pembahasan
        A.      Pengenalan Aspartame
Aspartam merupakan pemanis sintetis (buatan), tanpa karbohidrat, yang terbuat dari dua asam amino, yakni aspartat dan fenilalanin. Kalorinya lebih rendah daripada gula biasa. Aspartam mempunyai kemampuan memberikan sensasi rasa manis di lidah 200 kali kemanisan gula (sukrosa), sehingga penggunaannya kurang dari 1 persen daripada penggunaan gula biasa. Itu sebabnya aspartam dikatakan aman bagi penderita diabetes melitus dan kegemukan.
Saat ini aspartam telah ada dalam berbagai bentuk, seperti cair, granular, enkapsulasi dan juga tepung. Dengan demikian, aspartam dapat digunakan dalam berbagai bentuk dan jenis makanan maupun minuman. Bentuk enkapsulasi bersifat tahan panas sehingga dapat digunakan untuk produk-produk yang memerlukan suhu tinggi dalam pembuatannya.  Aspartame di import dari China dan dapat dibeli di toko kimia Distributor/ suplier aspartame di Jakarta adalah PT Sinarhecta Kimiatama, PT Glory Katri Putra, PT Mega IntiKimia, PT Trimitra Mandiri Kemindo.
Aspartame memiliki beberapa nama lain, yaitu NutraSweet, Canderel, Equal. Di dunia, 6.000 produk makanan dan minuman mengandung Aspartame, terutama digunakan pada produk minuman dan permen. Di Indonesia sendiri hampir semua minuman kemasan yang terkenal dan dikenal oleh masyarakat memakai Aspartame sebagai pengganti gula.
        B.      Sejarah Aspartame
Aspartame ditemukan pada tahun 1965 oleh James Schslatte pada tahun 1965 sebagai hasil percobaan yang gagal. Aspartam merupakan dipeptida yang dibuat dari hasil penggabungan asam aspartat dan fenilalanina. Fenilalanina merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampai pesan pada sistem saraf otak.
Aspartame telah digunakan sejak tahun 1965 dan telah melalui riset intensif selama 40 tahun dari banyak badan pengawas kesehatan di dunia. Badan kesehatan dunia dari PBB World Health Organization menyatakan bahan aspartame aman dan tidak menyebabkan tumor otak.
Aspartame pertama kali diijinkan penggunaannya sebagai bahan tambahan pada makanan sejak tahun 1979 dan telah digunakan di lebih dari 130 negara. Keamanan dari Aspartame telah dievaluasi oleh berbagai lembaga seperti The Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JEFCA), Science Committee for Food (SCF) dari Uni Eropa, US FDA, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang. 
Dalam penggunaan Aspartame sebagai bahan tambahan pangan, maka harus diperhatikan nilai ADI (Acceptable Daily Intake). ADI merupakan konsep yang telah ditetapkan oleh FDA dan JEFCA untuk melindungi konsumen dari kemungkinan keracunan akibat mengkonsumsi suatu senyawa secara berlebihan.
          C.     Kandungan dalam Aspartame
Aspartam merupakan pemanis sintetis (buatan), tanpa karbohidrat, yang terbuat dari dua asam amino, yakni aspartat dan fenilalanin. Aspartam terbuat dari 40 persen asam aspartat, 50 persen fenilalanin dan 10 persen metanol.
  1. Aspartat
Aspartat adalah merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Asam aspartat bersifat asam, dan dapat digolongkan sebagan asam karboksilat. Diduga, aspartat berperan dalam daya tahan terhadap kepenatan.
  1. Fenilanin
Fenilalanina merupakan senyawa yang berfungsi sebagai pengantar atau penyimpan pesan pada sistem syaraf otak.
Dalam keadaan normal, fenilalania diubah menjadi tirosina dan dibuang dari tubuh. Gangguan dalam proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria atau fenilalanimia atau fenilpiruvat oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanina tertimbun dalam darah dan dapat meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental. Penyakit ini diwariskan secara genetik, tubuh tidak mampu menghasilkan enzim pengolah asam amino fenilalanina, sehingga menyebabkan kadar finilalanina yang tinggi di dalam darah yang berbahaya bagi tubuh.
          D.  Manfaat Aspartame
       1.    Untuk Produsen
a.       Menghemat Biaya Produksi
Aspartame dapat mengganti biaya produksi untuk pembelian pemanis alami yang presentasenya besar. Karena dengan 1 gram pemakaian aspartame, setara dengan 200 gram Pemanis alami.
b.      Menambah Keuntungan Penjualan
Aspartame mempunyai cita rasa manis mirip gula, tanpa rasa pahit, menguatkan cita rasa buah-buahan pada makanan dan minuman. Aspartame akan membuat produk menjadi lebih enak di lidah dan cita rasa yang berbeda dari pemanis alami. Hal ini bisa membuat konsumen menjadi betah dengan produk yang mengandung Aspartame itu sehingga akan menaikkan penjualan produsen.
  2.      Untuk Konsumen
a.       Bagi penderita Obesitas dan Diabetes dapat digunakan sebagai pemanis pada makanan atau minuman pada penderita diabetes.
Seperti banyak peptida lainnya, kandungan energi aspartam sangat rendah yaitu sekitar 4 kCal (17 kJ) per gram untuk menghasilkan rasa manis sehingga kontribusi kalorinya bisa diabaikan sehingga menyebabkan aspartam sangat populer untuk menghindari kalori dari gula.
b.      Tidak merusak gigi.
Asupan gula (sukrosa) berlebih yang bisa mengakibatkan kerusakan gigi. Aspartame dapat menjadi pengganti gula untuk mendapatkan rasa manis. Namun karena zat – zat yang ada di gula tidak terkandung dalam Aspartame, maka tidak akan merusak gigi.
          E.   Bahaya Aspartame bagi Konsumen dalam Jangka Waktu Panjang
  1.    Pengerasan Otak.
Karena Bahan-bahan kimia penyusun Aspartam, fenilalanin bisa merusak sel-sel otak. Zat ini mempunyai peranan sebagai pengantar atau penyampai pesan pada sistem syaraf otak. Bila tidak disaring melalui ginjal, fenilalanin pada aspartam bisa berubah menjadi racun yang merusak sistem saraf otak. serta menyebabkan keterbelakangan mental karena terjadinya Gangguan dalam proses fenilalanina yang diubah menjadi tirosina, sehingga fenilalanina terlalu mengendap banyak tubuh.
 2.     Berbahaya Untuk Ginjal
Mengapa Aspartam bahaya untuk ginjal ? Karena, bahan penyusun aspartam yaitu asam aspartat dan fenilalanin, harus diurai dan disaring oleh ginjal. Jika terlalu banyak mengkonsumsi aspartam, ginjal akan kecapaian sehingga mengalami kerusakan. Jika ginjal rusak, kinerja tubuh akan berkurang, sehingga tubuh akan semakin mudah terserang penyakit,
 3.    Bahan Pencetus Kanker
Efek samping Aspartame lainnya bila dikonsumsi berlebih dalam jangka panjang bisa merupakan bahan pencetus kanker. Gejala lain adalah : sakit kepala berkepanjangan, kejang-kejang, mati persendian, mual-mual, kejang otot, dll.
4.  Adanya masalah kerusakan intelektual yang berat sehubungan dengan penggunaan produk-produk aspartame.
Biasanya bermanifestasi dalam susah membaca dan menulis, susah mengingat, sering lupa waktu, tempat bahkan orang lain yang pernah dia kenal. Banyak efek dari aspartame begitu serius termasuk kejang-kejang dan kematian. Efek lainnya yaitu: sakit kepala/migraine, pusing, sakit persendian, mual, mati rasa, kejang otot, kegemukan, gatal-gatal, depresi, kelelahan, lekas marah, tachycardia, insomnia, kebutaan, ketulian, jantung berdebar, sesak nafas, kecemasan, gangguan berbicara, kehilangan indra pengecap, telinga berdengung, vertigo, dan lupa ingatan.
          F.        Dosis yang di anjurkan
Nilai ADI (Acceptable Daily Intake) yang berarti asupan harian yang diperbolehkan, dari aspartame adalah sebesar 40 mg/kg berat badan manusia. Angka ini setara dengan 2000 mg per hari untuk manusia yang berat badannya 50 kg. Aspartame umumnya beredar di pasaran dalam dosis 37 mg per sachet yang manisnya setara dengan 2 sendok teh gula pasir. Maka, untuk mencapai nilai ADI bagi seseorang dengan berat badan 50 kg, jumlah sachet yang dikonsumsi adalah 54 sachet dalam 1 hari. Angka ini terlalu tinggi dan tidak mungkin dilakukan karena umumnya orang minum teh atau kopi maksimal 3 – 5 x per hari.
Gula sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dalam batas wajar. Satu sendok teh gula hanya menyumbang 16 kalori atau sekitar 67 kilojoule pada energi. Yang menjadi bahaya adalah jika seseorang mengonsumsinya dalam dosis berlebihan. Begitu juga dengan Aspartame, bila berada di batas kewajaran menggkonsumsi Aspartame tidak terlalu merisaukan.
         G.       Faktor-Faktor Yang Mendorong Produsen Memakai Aspartame
Gula merupakan salah satu bahan pemanis yang sering digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman, akan tetapi mengapa industri minuman ataupun makanana lebih memilih Aspartame di bandingkan dengan gula (Sukrosa), berikut perhitungan ekonomis tentang perbandingan penggunaan Aspartame dan Pemanis Alami / Gula / Sarkosa:
Perbandingan Ekonomis antara pemakaian Aspartame dan Surkosa :
Harga gula                    :  Rp 5500 per Kg,                   1gram               : Rp5,5 per gram
Harga Aspartam
          :  Rp 220.000 per kg,               1 gram : Rp 220 per gram
1 gram Aspartame = 200 gram gula
Aspartame                    : 1gram x Rp220    = Rp220
Gula                             : 200gram x Rp5,5 = Rp1100

          Jadi dengan memakai 1 gram Aspartame, produsen dapat menghemat Rp880. Bisa dibayangkan jika dikalikan dengan Quantitas barang yang di produksi. Keuntungan produsen dapat berlipat ganda.
Melihat perhitungan diatas, dan dengan alasan ekonomis tidak mengherankan bahwa kebanyakan industri makanan ataupun minuman lebih memilih menggunakan Aspartam dibandingkan dengan gula.
          H.       Contoh Produk Memakai Aspartame

  1. Extra Joss
  2. M-150
  3. Kratingdaeng
  4. Hemaviton
  5. Neo Hormoviton
  6. Marimas
  7. Hore
  8. Frutillo
  9. Segar Sari
  10. POP ICE
  11. Segar Dingin Vit. C
  12. Okky Jelly Drink
  13. Inaco
  14. Adem Sari
  15. Nature Gold
  16. Aqua Splash Fruit
  17. Kopi Susu Gelas
  18. Gatorade

     Penutup
Kesimpulan
  1. Aspartam merupakan pemanis sintetis (buatan), tanpa karbohidrat, yang terbuat dari dua asam amino, yakni aspartat dan fenilalanin.
  2. Aspartame ditemukan pada tahun 1965 oleh James Schslatte pada tahun 1965 sebagai hasil percobaan yang gagal.
  3. Keamanan dari Aspartame telah dievaluasi oleh berbagai lembaga seperti The Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JEFCA), Science Committee for Food (SCF) dari Uni Eropa, US FDA, Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan KesejahteraanJepang.
  4. Aspartat diduga berperan dalam daya tahan terhadap kepenatan.
  5. Fenilalanina merupakan senyawa yang berfungsi sebagai pengantar atau penyimpan pesan pada sistem syaraf otak.
  6. Aspartame tidak dianjurkan untuk penderita PKU
  7. Bagi Produsen Aspartame dapat mengurangi Biaya Produksi dan Menambah Penjualan
  8. Bagi Konsumen penderita Deabetes dan Obesitas Aspartame dapat digunakan untuk diet.
  9. Asupan harian yang diperbolehkan, dari aspartame adalah sebesar 40 mg/kg berat badan manusia
  10. Aspartame yang berlebihan menimbulkan Pengerasan Otak, Ginjal, dan Masalah Syaraf.
  11. Kebanyakan produk yang mengandung Aspartame adalah yang paling sering ditemukan sehari – hari seperti Extra Joss.
Saran
  1. Gula diet sebaiknya hanya dikonsumsi oleh penderita obesitas dan diabetes melitus. Untuk orang normal, disarankan lebih baik meng- konsumsi gula tebu saja.
  2. Aspartam tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam takaran yang pas. Dosis yang aman adalah 40 miligram (mg) per kilogram (kg) berat badan. Contohnya, seseorang berbobot tubuh 50 kg hanya boleh menenggak aspartam maksimum 2.000 mg (2 gram) sekali asup (maksimal 2-3 kali saja sehari)
  3. Gula diet maksimal 2-3 sachet per hari. Biasanya, tiap bungkus gula diet mempunyai kapasitas 2,5 gram, jadi dosisnya di bawah 10 gram/hari
  4. Konsumen gula diet, harus banyak mengkonsumsi sayuran. Tapi, sayuran tersebut tidak boleh dikonsumsi dalam bentuk jus atau diblender. “Serat sayuran akan menahan penyerapan gula oleh tubuh.
  5. Aspartam tidak tahan berada pada suhu yang tinggi. Pengguna tidak boleh membubuhkan aspartam pada makanan yang sedang dimasak, nanti malah pahit.
  6. Wanita hamil dan menyusui, serta anak balita sebaiknya tidak mengkonsumsi aspartam. “Efek negatifnya buat mereka lebih besar” .
Daftar Pustaka


LAMPIRAN

Aspartam
Model bola dan stik aspartam
N-(L-α-Aspartyl)-L-phenylalanine,
1-methyl ester
Nama lain
C14H18N2O5
294.301 g/mol
[22839-47-0]
246-247 °C
Terurai
[NH3+] [C@@H](CC([O-])=O)C(N[C@@H]
(CC1=CC=CC=C1)C(OC)=O)=O





1 comment: