Nov 17, 2020

Mau Wisata ke Toraja alias Negeri Di Atas Awan?

Pasti Toraja sudah familir di kalangan traveller ya. Katanya sih Suku Toraja itu saudara jauh dengan Suku Batak. Kalau dengar kata Toraja apa kira-kira yang terlintas? Tedong alias kerbau yang harganya fantastis? Adat yang ‘katanya mahal’? Tengkorak/mayat berjalan? Wisata Negeri di Atas Awan? Tongkonan?

Kali ini kita akan membahas tempat wisata yang ada disana. Ini ketiga atau keempat kalinya saya kesana. Buset, berkali-kali..seneng amat,neng.. Sebenarnya saya tipe yang cenderung enggan mengunjungi suatu tempat yang perlu effort secara berulang (punya prinsip kalau masih banyak tempat lain yang perlu dikunjungi hehe). Tapi karena ajakan teman paguyuban trs terakhir senior kantor, okelah..hitung-hitung beda teman-teman beda momen kan. Ada tambahan tempat wisata yang dikunjungi juga sih.

Transportasi

Fyi, Toraja terbagi dua Kabupaten yaitu Tana Toraja dengan ibu kota Makale  Dan Toraja Utara dengan ibu kota Rantepao. Tempat wisata tersebar di kedua kabupaten tersebut. Untuk transportasi, Toraja dapat ditempuh melalui jalur darat dari Makassar sekitar 12 jam (untuk kendaraan umum ada bis reguler yang berangkat malam Makassar-Toraja),  dapat juga melalui jalur udara via Makassar (namun jarak bandara Toraja ke kota masih jauh sekitar 1 jam). Jika dari Mamuju, perlu waktu 9 jam (via Pinrang) dan 8 jam (via Mambi-Mamasa).

Penginapan

Dari dua penginapan yang pernah saya coba, Toraja Heritage Hotel sangat rekomended (bagi yang ingin menikmati liburan dan budget agak longgar, karena harganya terhitung lumayan). Hotel ini berada di Toraja Utara, sekitar 38 menit dari pusat Tana Toraja. Masuk dari jalan besar sejauh 500 meter, namun posisinya dekat dengan beberapa tepat wisata. Bangunannya sangat etnik, setiap villa/Tongkonan terdiri dari 2 lantai dan masing-masing lantai ada 2 kamar. Fasilitas cukup lumayan, di kamar ada toilettries yang lengkap, bath up, balkon depan kamar, tambahan bed cover (ini penting karena cuaca Toraja dingin). Lalu ada kolam renang yang berukuran lumayan. Namun jika ingin berenang, sebaiknya benar-benar pagi atau sore karena kolamnya dibuka untuk umum. Untuk sarapan, menurut info resepsionis akan ada menu buffet apabila jumlah pengunjung di atas 10 orang,. Jika tidak, hanya akan dimasak menu seperti nasgor dan jus tanpa ada opsi. Beruntuk di hari terakhir pengunjung rame, sehingga menu buffet. Menu buffetnya lumayan lah. (Kira-kira begini penampakannya, namun pastry nya keburu dimakan lupa difoto)


Objek Wisata

Beberapa tempat wisata yang pernah saya kunjungi dalam tiga kali perjalanan ke Toraja (yang diinget lebih tepatnya hehe):

1.    To’ Tombi Lolai - Negeri di Atas Awan

Lolai adalah negeri di atas awan kedua yang saya kunjungi setelah Wae Rebo NTT (di tiga postingan sebelumnya). Objek wisata ini hits akhir 2016 (kalau tidak salah). Waktu pertama kali ke Toraja awal Tahun 2016, belum ada mendengar wisata ini. Lolai terletak di Toraja Utara dengan ketinggian 1.300 mdpl. Dari ketinggiannya sudah dapat dipatikan jalanannya cukup menanjak dan lumayan terjal. Cuaca di Lolai cukup dingin, terakhir kali kesana 18 derajat.

Waktu terbaik ke Lolai adalah melihat sunrise. Berangkat dari penginapan sekitar jam setengah 5 pagi, kebetulan jarak penginapan sekitar 35 menit ke lokasi. Pas sampai di lokasi sudah ramai pengunjung. Kalau mau dekat, disana ada penginapan juga atau bisa juga mendirikan tenda disana.

Untuk mendapat pemandangan dan foto ciamik, bisa disebut untung-untungan. Jika malam sebelumnya hutan, biasa awan tidak terlalu banyak. Pernah pengalaman teman sudah jauh-jauh ke lokasi bangun subuh, namun sampai di lokasi ternyata hujan. Sehingga tidak dapat view yang awan.


 

Dua kali pengalaman kesana, kunjungan pertama awannya tidak terlalu banyak karena agak kesiangan, namun kunjungan yang kedua lumayan lah (disini bakal banyakan foto narsis :D).

Harga karcis masuk Rp10.000,-/orang.


2.   Buntu Burake – Patung Tuhan Yesus dan Jembatan Kaca

Objek ini terhitung baru juga. Lokasi objek terdapat di Tana Toraja. Untuk menuju lokasi, jalanan cukup menanjak, sama seperti ke Lolai. Pertama kali berkunjung Tahun 2016, patung masih dalam masa penyelesaian dan dari dua rombongan mobil, rombongan mobil saya yang tidak jadi naik ke atas karena sopirnya kurang yakin kuat menanjak. Kunjungan kedua baru saya bisa.

Pada objek wisata ini terdapat patung Tuhan Yesus Memberkati. Dengan tinggi sekitar 45 M, patung ini merupakan Patung Yesus Tertinggi (mengalahkan Brazil).
Waktu terbaik ke objek ini adalah saat cuaca cerah, sehingga view nya dapat terliat jelas dan foto di jembatan kaca ciamik.


Selain Patung Tuhan Yesus, di objek wisata terdapat juga Jembatan Kaca. Infonya, panjang jembatan kaca ini 90 meter loh. Cukup menguji nyali melihat posisinya berada di tebing yang curam. Penasaran? Silahkan dicoba. Saya sendiri belum pernah mencoba berjalan di atas jembatan, hanya sekedar foto di bagian depannya.


Oh ya, sebelumnya mobil dapat naik hingga ke parkiran dekat patung. Namun terakhir kesana, mobil harus terhenti sekitar 1 KM dari objek, jalanan dipalang dan harus naik ojek dengan tarif Rp10.000,-/org (pulang pergi total Rp20.000,-). Menurut tukang ojek yang saya tumpangi, hal ini bermula dari perselisihan warga sekitar dengan pemerintah daerah. Warga tak kunjung menerima bagi hasil retribusi objek wisata yang sudah dijanjikan. Sejak Bulan Maret warga memalang jalanan dan harus naik ojek warga sekitar. Bulan Agustus sempat dibuka, namun kembali dipalang lagi oleh warga. Semoga permasalahannya segera selesai ya.. karena akan membuat wisatawan kurang nyaman. Sayang tempat wisatanya kalau ada perselisihan.

3.    Kete Kesu

Objek ini menjadi salah satu ikon Toraja. Lokasinya di Toraja Utara. Rasanya belum afdol jika berkunjung ke Toraja tanpa mengunjungi objek ini. Kete Kesu merupakan salah satu Kampung Adat yang terkenal di Indonesia. Objek ini terdiri dari deretan Tongkonan (Rumah Adat Toraja).


Selain deretan Tongkonan, di bagian belakang objek wisata ini juga terdapat kuburan/makam adat. Pada kuburan batu yang berbentuk seperti tebing, kita bisa melihat makam yang sudah tertutup jeruji besi dan adanya juga yang berbentuk perahu, dan bahkan ada juga jejeran tengkorak. Kita dapat memasuki kuburan batu sejauh 20 meter ke dalam dengan didampingi pemandu. Kita cukup membayar sewa lampu (kalau tidak salah ingat). Untuk menuju pintu masuk kuburan batu, kita dapat menapaki tangga sekitar 10 menit dari bagian belakang Tongkonan.


Kalau tidak salah, harga karcis masuk Rp15.000,-/orang.

4.   Goa Londa

Goa Londa berlokasi di Toraja Utara. Goa ini mirip makam batu yang di Kete Kesu. Namun ukuran disini lebih besar. Jika Makam batu Kete Kesu bisa dimasuki sedalam 20mMeter, Goa Londa dapat dimasuki sedalam 50 meter. Kesan masuk ke Goa ini cukup horor dan agak berbau mayat. Mayat disana hanya diletak. Dan ga punya foto yang bagus disana hehe


Karcis sudah lupa karena berkunjung ke objek ini sekitar 4,5 tahun yang lalu.

5.    Wisata Bori’ Kalimbuang

Objek ini merupakan deretan menhir megalith. Pas kesini, langsung disambut tulisan objek wisata tutup sementara  alias kurang beruntung. Terlihat dari luar pagar bahwa batu tidak sama tinggi namun terlihat eksotik. Lokasi ini dahulunya merupakan lokasi upacara pemakaman adat.

Melihat posisi objek, waktu terbaik mengunjungi objek ini yaitu saat cuaca cerah sekitar jam 8 pagi.

 

With Pak Korwas yang sebentar lagi sebentar
lagi akan pindah ke Pwk Banten

6.    Agrowisata Pango-Pango

Objek wisata ini terletak di Tana Toraja di ketinggian 1.600 mdpl. Objek nya berupa perbukitan pinus. Jalan kesana cukup menanjak. Lebih cocok untuk lokasi piknik keluarga. Kalau mau menghirup udara segar, cocok berkunjung kesana. Di kawasan agrowisata Pango-Pango juga terdapat jembatan yang cukup oke buat foto. Lokasi in juga termasuk salah satu di atas awan. Di lokasi wisata terdapat penjual makanan. Kemarin ketika kesana mencoba makan indomie yang karena lokasi dan cuaca sehingga enaknya meningkat 50% wkwk

 


Harga karcis masuk Rp10.000,-/orang.

7.    Danau Limbong

Danau ini dikelilingi pegunungan/tebing. Warna airnya hijau. Di bagian bawah juga terlihat spot untuk memancing. Di kawasan ini ada beberapa gazebo kecil. 

Untuk menuju danau, kita harus menaiki tangga dan berjalan sekitar 10-15 menit dari parkiran menuju danau .


Tempat Nongkrong

Sebagai jiwa muda, kurang sah rasanya jika berkunjung ke suatu tempat tanpa nongkrong di cafe/tongkrongan hits hehe. Jadilah tangan cek-cek mbah google dan map untuk searching tongkrongan yang hits dengan rating tertinggi. Beberapa tempat yang pernah didatangi (lebih tepatnya yang diingat)

1.    Kapitoo Glamping & Cafe

Sudah dua kali mengunjungi cafe ini. Kunjungan pertama warna kursi yang di bagian luar masih bagus, namun yang kedua sudah seperti kusam. Mungkin efek terkena hujan di luar. Perjuangan menuju cafe ini lumayan. Jalanan berkelok, agak tajam di beberapa titik dan juga rusak. Namun kunjungan terakhir kesana, sedang masa perbaikan.

Menurut teman-teman pada kunjungan pertama dan kedua, agak kurang worth it kalau jalanannya belum diperbaiki. Semoga moga segera mulus yak


2.    Tori Cofee

Cafe ini cukup dekat di Pusat Rantepao. Kebetulan kesana malam minggu, pengunjung cukup ramai dan mayoritas anak muda. Menu cukup variasi dan enak. Kafenya cukup menjaga protokol kesehatan. Dari mulai di pintu masuk disuruh cuci tangan, diukur suhu dan menggunakan masker. (Kebetulan berkunjung ke kafe ini setelah adanya pandemi Covid)


3.    Kinawa Cafe

Khusus tempat ini, buan hasil searching namun karena kebetulan kita lewati. Karena sudah lapar, kita teringat dan menepi lah ke tempat ini. Yang menjadi andalannya sepertinya ayam kalasan. Nasi gorengnya juga cukup enak (kata senior, nasgor terenak di Sulawesi yang pernah dicoba). Dilihat dari interiornya. Cafe ini untuk semua kalangan, siang cocok untuk warung makan, malam juga untuk nongkrong.


4.    Yamoke Cafe

Cafe ini dekat dengan pusat kota Tana Toraja. Dari luar agak kurang meyakinkan. Berada di lantai 4 bangunan dan harus melewati tangga kecil. Namun tempatnya lumayan oke, makanan jg bervariasi dan enak. Selama 2 jam disana, pengunjung rame, bahkan sampai ada waiting list loh (entah karena malam minggu atau karena memang biasa seperti itu).


Oleh-oleh/ Souvenir

Jika hendak mencari oleh-oleh, banyak penjual di kawasan objek wisata Kete Kesu dan Buntu Burake. Jika hendak yang lebih lengkap, bisa juga di Pasar Ikan. Pengalaman kami coba cari di google barangkali ada distro misal Joger kalau di Bali, namun tidak ketemu (atau memang kami yang kurang info). Cari di mbah google, ada ratingnya di Toko Abadi. Ternyata pas ke lokasi, Toko tersebut tidak menjual oleh-oleh tetapi di seberangnya ada Pasar yang cukup banyak berjejer. Namun kualitas jangan terlalu berharap ya. 

Variasi oleh-oleh biasa ada tas etnik Toraja, syal dan pakaian tenun khas Toraja, serta accesoris seperti gelang, dll.

Tips

Fyi bagi yang hendak berkunjung, sebagian besar objek wisata di Toraja harus ditempuh dengan jalanan yang menanjak, berkelok, dan belum mulus. Saya sarankan untuk keamanan, sebaiknya kendaraan dikemudi oleh yang sudah cukup jam terbang. Semoga perjalanannya aman dan menyenangkan.