Pasti Toraja sudah familir di kalangan traveller ya. Katanya sih Suku Toraja itu saudara jauh dengan Suku Batak. Kalau dengar kata Toraja apa kira-kira yang terlintas? Tedong alias kerbau yang harganya fantastis? Adat yang ‘katanya mahal’? Tengkorak/mayat berjalan? Wisata Negeri di Atas Awan? Tongkonan?
Kali ini kita akan membahas tempat wisata yang ada disana. Ini ketiga
atau keempat kalinya saya kesana. Buset, berkali-kali..seneng amat,neng.. Sebenarnya
saya tipe yang cenderung enggan mengunjungi suatu tempat yang perlu effort secara
berulang (punya prinsip kalau masih banyak tempat lain yang perlu dikunjungi
hehe). Tapi karena ajakan teman paguyuban trs terakhir senior kantor,
okelah..hitung-hitung beda teman-teman beda momen kan. Ada tambahan tempat
wisata yang dikunjungi juga sih.
Transportasi
Fyi, Toraja terbagi dua Kabupaten yaitu Tana Toraja dengan ibu kota
Makale Dan Toraja Utara dengan ibu kota
Rantepao. Tempat wisata tersebar di kedua kabupaten tersebut. Untuk
transportasi, Toraja dapat ditempuh melalui jalur darat dari Makassar sekitar 12
jam (untuk kendaraan umum ada bis reguler yang berangkat malam
Makassar-Toraja), dapat juga melalui jalur
udara via Makassar (namun jarak bandara Toraja ke kota masih jauh sekitar 1
jam). Jika dari Mamuju, perlu waktu 9 jam (via Pinrang) dan 8 jam (via Mambi-Mamasa).
Penginapan
Dari dua penginapan yang pernah saya coba, Toraja Heritage Hotel sangat
rekomended (bagi yang ingin menikmati liburan dan budget agak longgar,
karena harganya terhitung lumayan). Hotel ini berada di Toraja Utara, sekitar
38 menit dari pusat Tana Toraja. Masuk dari jalan besar sejauh 500 meter, namun
posisinya dekat dengan beberapa tepat wisata. Bangunannya sangat etnik, setiap villa/Tongkonan
terdiri dari 2 lantai dan masing-masing lantai ada 2 kamar. Fasilitas cukup
lumayan, di kamar ada toilettries yang lengkap, bath up, balkon depan kamar, tambahan bed cover (ini penting karena cuaca Toraja
dingin). Lalu ada kolam renang yang berukuran lumayan. Namun jika ingin
berenang, sebaiknya benar-benar pagi atau sore karena kolamnya dibuka untuk
umum. Untuk sarapan, menurut info resepsionis akan ada menu buffet apabila jumlah
pengunjung di atas 10 orang,. Jika tidak, hanya akan dimasak menu seperti nasgor
dan jus tanpa ada opsi. Beruntuk di hari terakhir pengunjung rame, sehingga
menu buffet. Menu buffetnya lumayan lah. (Kira-kira begini penampakannya, namun
pastry nya keburu dimakan lupa difoto)
Objek Wisata
Beberapa tempat wisata yang pernah saya kunjungi dalam tiga kali perjalanan ke Toraja (yang diinget lebih tepatnya hehe):
1.
To’ Tombi
Lolai - Negeri di Atas Awan
Lolai adalah negeri di atas awan kedua yang saya
kunjungi setelah Wae Rebo NTT (di tiga postingan sebelumnya). Objek wisata ini
hits akhir 2016 (kalau tidak salah). Waktu pertama kali ke Toraja awal Tahun 2016,
belum ada mendengar wisata ini. Lolai terletak di Toraja Utara dengan
ketinggian 1.300 mdpl. Dari ketinggiannya sudah dapat dipatikan jalanannya
cukup menanjak dan lumayan terjal. Cuaca di Lolai cukup dingin, terakhir kali
kesana 18 derajat.
Waktu terbaik ke Lolai adalah melihat sunrise. Berangkat
dari penginapan sekitar jam setengah 5 pagi, kebetulan jarak penginapan sekitar
35 menit ke lokasi. Pas sampai di lokasi sudah ramai pengunjung. Kalau mau
dekat, disana ada penginapan juga atau bisa juga mendirikan tenda disana.
Untuk mendapat pemandangan dan foto ciamik, bisa disebut
untung-untungan. Jika malam sebelumnya hutan, biasa awan tidak terlalu banyak. Pernah
pengalaman teman sudah jauh-jauh ke lokasi bangun subuh, namun sampai di lokasi
ternyata hujan. Sehingga tidak dapat view yang awan.
Dua kali pengalaman kesana, kunjungan pertama awannya tidak
terlalu banyak karena agak kesiangan, namun kunjungan yang kedua lumayan lah
(disini bakal banyakan foto narsis :D).
Harga karcis masuk Rp10.000,-/orang.
2. Buntu Burake –
Patung Tuhan Yesus dan Jembatan Kaca
Objek ini terhitung baru juga. Lokasi objek terdapat
di Tana Toraja. Untuk menuju lokasi, jalanan cukup menanjak, sama seperti ke
Lolai. Pertama kali berkunjung Tahun 2016, patung masih dalam masa penyelesaian
dan dari dua rombongan mobil, rombongan mobil saya yang tidak jadi naik ke atas
karena sopirnya kurang yakin kuat menanjak. Kunjungan kedua baru saya bisa.
Pada objek wisata ini terdapat patung Tuhan Yesus
Memberkati. Dengan tinggi sekitar 45 M, patung ini merupakan Patung Yesus
Tertinggi (mengalahkan Brazil).
Waktu terbaik ke objek ini adalah saat cuaca cerah, sehingga view nya dapat
terliat jelas dan foto di jembatan kaca ciamik.
Selain Patung Tuhan Yesus, di objek wisata terdapat
juga Jembatan Kaca. Infonya, panjang jembatan kaca ini 90 meter loh. Cukup menguji nyali melihat
posisinya berada di tebing yang curam. Penasaran? Silahkan dicoba. Saya sendiri
belum pernah mencoba berjalan di atas jembatan, hanya sekedar foto di bagian depannya.
Oh ya, sebelumnya mobil dapat naik hingga ke parkiran
dekat patung. Namun terakhir kesana, mobil harus terhenti sekitar 1 KM dari
objek, jalanan dipalang dan harus naik ojek dengan tarif Rp10.000,-/org (pulang
pergi total Rp20.000,-). Menurut tukang ojek yang saya tumpangi, hal ini
bermula dari perselisihan warga sekitar dengan pemerintah daerah. Warga tak kunjung
menerima bagi hasil retribusi objek wisata yang sudah dijanjikan. Sejak Bulan
Maret warga memalang jalanan dan harus naik ojek warga sekitar. Bulan Agustus
sempat dibuka, namun kembali dipalang lagi oleh warga. Semoga permasalahannya
segera selesai ya.. karena akan membuat wisatawan kurang nyaman. Sayang tempat
wisatanya kalau ada perselisihan.
3.
Kete Kesu
Objek ini menjadi salah satu ikon Toraja. Lokasinya di
Toraja Utara. Rasanya belum afdol jika berkunjung ke Toraja tanpa mengunjungi objek
ini. Kete Kesu merupakan salah satu Kampung Adat yang terkenal di Indonesia. Objek
ini terdiri dari deretan Tongkonan (Rumah Adat Toraja).
Selain deretan Tongkonan, di bagian belakang objek wisata ini juga terdapat kuburan/makam adat. Pada kuburan batu yang berbentuk seperti tebing, kita bisa melihat makam yang sudah tertutup jeruji besi dan adanya juga yang berbentuk perahu, dan bahkan ada juga jejeran tengkorak. Kita dapat memasuki kuburan batu sejauh 20 meter ke dalam dengan didampingi pemandu. Kita cukup membayar sewa lampu (kalau tidak salah ingat). Untuk menuju pintu masuk kuburan batu, kita dapat menapaki tangga sekitar 10 menit dari bagian belakang Tongkonan.
4. Goa Londa
Goa Londa berlokasi di Toraja Utara. Goa ini mirip makam batu yang di Kete Kesu. Namun ukuran disini lebih besar. Jika Makam batu Kete Kesu bisa dimasuki sedalam 20mMeter, Goa Londa dapat dimasuki sedalam 50 meter. Kesan masuk ke Goa ini cukup horor dan agak berbau mayat. Mayat disana hanya diletak. Dan ga punya foto yang bagus disana hehe
Karcis sudah
lupa karena berkunjung ke objek ini sekitar 4,5 tahun yang lalu.
5.
Wisata Bori’ Kalimbuang
Objek ini merupakan deretan menhir megalith. Pas
kesini, langsung disambut tulisan objek wisata tutup sementara alias kurang beruntung. Terlihat dari luar
pagar bahwa batu tidak sama tinggi namun terlihat eksotik. Lokasi ini dahulunya
merupakan lokasi upacara pemakaman adat.
Melihat posisi objek, waktu terbaik mengunjungi objek
ini yaitu saat cuaca cerah sekitar jam 8 pagi.
With Pak Korwas yang sebentar lagi sebentar lagi akan pindah ke Pwk Banten |
6.
Agrowisata
Pango-Pango
Objek wisata ini terletak di Tana Toraja di ketinggian
1.600 mdpl. Objek nya berupa perbukitan pinus. Jalan kesana cukup menanjak. Lebih
cocok untuk lokasi piknik keluarga. Kalau mau menghirup udara segar, cocok
berkunjung kesana. Di kawasan agrowisata Pango-Pango juga terdapat jembatan yang cukup oke buat
foto. Lokasi in juga termasuk salah satu di atas awan. Di lokasi wisata terdapat penjual makanan. Kemarin ketika kesana mencoba makan indomie yang karena lokasi dan cuaca sehingga enaknya meningkat 50% wkwk
Harga karcis masuk Rp10.000,-/orang.
7.
Danau Limbong
Danau ini dikelilingi pegunungan/tebing. Warna airnya hijau. Di bagian bawah juga
terlihat spot untuk memancing. Di kawasan ini ada beberapa gazebo kecil.
Untuk menuju danau, kita harus menaiki tangga dan berjalan sekitar 10-15 menit dari parkiran menuju danau .
Tempat Nongkrong
Sebagai jiwa muda, kurang sah rasanya jika berkunjung ke suatu tempat
tanpa nongkrong di cafe/tongkrongan hits hehe. Jadilah tangan cek-cek mbah
google dan map untuk searching tongkrongan yang hits dengan rating tertinggi. Beberapa tempat yang pernah didatangi (lebih tepatnya yang diingat)
1.
Kapitoo Glamping &
Cafe
Sudah dua kali mengunjungi cafe ini. Kunjungan pertama warna kursi yang di bagian luar masih bagus, namun yang kedua sudah seperti kusam. Mungkin efek terkena hujan di luar. Perjuangan menuju cafe ini lumayan. Jalanan berkelok, agak tajam di beberapa titik dan juga rusak. Namun kunjungan terakhir kesana, sedang masa perbaikan.
Menurut teman-teman pada kunjungan pertama dan kedua,
agak kurang worth it kalau jalanannya belum diperbaiki. Semoga moga segera
mulus yak
2.
Tori Cofee
Cafe ini cukup dekat di Pusat Rantepao. Kebetulan
kesana malam minggu, pengunjung cukup ramai dan mayoritas anak muda. Menu cukup
variasi dan enak. Kafenya cukup menjaga protokol kesehatan. Dari mulai di pintu masuk disuruh cuci tangan, diukur suhu dan menggunakan masker. (Kebetulan berkunjung ke kafe ini setelah adanya pandemi Covid).
3.
Kinawa Cafe
Khusus tempat ini, buan hasil searching namun
karena kebetulan kita lewati. Karena sudah lapar, kita teringat dan menepi lah
ke tempat ini. Yang menjadi andalannya sepertinya ayam kalasan. Nasi gorengnya
juga cukup enak (kata senior, nasgor terenak di Sulawesi yang pernah dicoba).
Dilihat dari interiornya. Cafe ini untuk semua kalangan, siang cocok untuk
warung makan, malam juga untuk nongkrong.
4.
Yamoke Cafe
Cafe ini dekat dengan pusat kota Tana Toraja. Dari
luar agak kurang meyakinkan. Berada di lantai 4 bangunan dan harus melewati
tangga kecil. Namun tempatnya lumayan oke, makanan jg bervariasi dan enak.
Selama 2 jam disana, pengunjung rame, bahkan sampai ada waiting list loh (entah
karena malam minggu atau karena memang biasa seperti itu).
Oleh-oleh/ Souvenir
Jika hendak mencari oleh-oleh, banyak penjual di kawasan objek wisata Kete Kesu dan Buntu Burake. Jika hendak yang lebih lengkap, bisa juga di Pasar Ikan. Pengalaman kami coba cari di google barangkali ada distro misal Joger kalau di Bali, namun tidak ketemu (atau memang kami yang kurang info). Cari di mbah google, ada ratingnya di Toko Abadi. Ternyata pas ke lokasi, Toko tersebut tidak menjual oleh-oleh tetapi di seberangnya ada Pasar yang cukup banyak berjejer. Namun kualitas jangan terlalu berharap ya.
No comments:
Post a Comment