Sesuai janji saya pada tulisan
sebelumnya, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya mengexplore
kota Labuan Bajo. Karena trip Waerebo dimulainya subuh, maka saya ambil
penerbangan H-1. Saya ambil penerbangan
pagi dari Makassar dan mendarat di Bandar Udara Komodo sekitar pukul 08.40 waktu
setempat. Bagaimana penampilan bandaranya? Okelah ya.. Namun sedikit kurangnya
menurut saya, fasilitas tempat makan/nongkrong masih agak kurang untuk bandara internasional.
Apalagi Labuan Bajo salah satu destinasi wisata yang populer. Ketika menunggu
dijemput, hanya ada 1 tempat minum di dekat area kedatangan, itupun kecil.
Kemudian dijemput oleh agent tour yg akan mendampingi privat trip Waerebo dan diantar ke salah satu hotel yang sudah saya pesan sebelumnya. Penginapan ini di luar paket privat trip Waerebo. Saya sengaja memilih kamar dengan sea view. Jam masih menunjukkan pukul 10 pagi ketika kami ampai di hotel, namun petugasnya cukup ramah dan mengizinkan early check in. Bagaimana view dari kamarnya?
Fasilitas penginapannya standar ada air mineral kemasan, toileteries saya lupa ada atau tidak. Namun plusnya adalah tersedia balkon dan kursi serta meja kecil untuk melihat pantai di kejauhan. Sebelumnya saya sudah baca pengalaman orang lain bahwa air disana cukup berkapur. Jadi saya sudah berjaga-jaga memang bawa stok tissue basah. Selama trip di Labuan Bajo, selesai mandi saya selalu melap badan menggunakan tissue basah. Kemudian wajah, saya bilas terakhir pakai air minum.
Jika orang mungkin akan memilih
beristirahat, beda halnya dengan yang menulis cerita ini hehe.
Setelah menaruh barang ke kamar dan rapi-rapi barang sejenak, tangan langsung lincah searching2 rekomendasi wisata dalam kota. Sebelum explore, perut sudah minta diisi. Awalnya saya ingin mencoba kuliner khas Labuan Bajo, namun karena kurang banyak info yang saya temukan, akhirnya mencoba ke Medirterraneo Restaurant and Lounge. Beberapa orang di internet merekomendasikan resto ini jika ingin mencoba menu western dengan view dan tempak lumayan oke di Labuan Bajo. Oh ya, saya baru nemu makanan khas setelah trip Wae Rebo.
Setelah menaruh barang ke kamar dan rapi-rapi barang sejenak, tangan langsung lincah searching2 rekomendasi wisata dalam kota. Sebelum explore, perut sudah minta diisi. Awalnya saya ingin mencoba kuliner khas Labuan Bajo, namun karena kurang banyak info yang saya temukan, akhirnya mencoba ke Medirterraneo Restaurant and Lounge. Beberapa orang di internet merekomendasikan resto ini jika ingin mencoba menu western dengan view dan tempak lumayan oke di Labuan Bajo. Oh ya, saya baru nemu makanan khas setelah trip Wae Rebo.
Kaki sudah melangkah, kemudian
teringat ini bukan kota besar yang sudah ada grab/gocar.. cari2 info di
internet, ada gojek lokal..setelah instal, eh baru tau ternyata itu hanya di
kota Floresnya. Akhirnya tanya info sewa motor ke tour agent (apa penjaga hotel
saya lupa). Dapatlah motor sewaan dengan tarif Rp75rb/setengah hari lengkap
dengan helm dan jas hujan. Tanpa berlama-lama, cus lah ke Medirterraneo dengan
bekal Google Map. Sampai di tempatnya, desain tempatnya memang lumayan
oke. Beberapa pengunjung lain yang sedang disana adalah orang luar semua.
Rekomendasi menu disana adalah menu western. Saya pesan menu western walaupun sebenarnya ada menu indo yang familiar juga. Namun entah kenapa menu pesanan waktu itu kurang pas di perut. Tapi tidak apalah mencoba.
Setelah selesai makan, terlebih
dahulu mampir ke toko oleh-oleh yaitu Exotic Oleh-Oleh untuk
membeli sandal jepit. Kebetulan sandal jepit saya ketinggalan (apa sengaja
tidak dibawa ya, lupa). Kenapa tidak ke warung? Memang ingin sekalian punya sandal khas sana
(walaupun akhirnya sandal itu hanya berumur beberapa hari karena dipakai
mendaki bukit depan Kampung Waerebo pagi hari). Penjelajahan dimulai ke Pantai
Wae Cicu. Pantai ini terdapat di dalam kawasan sebuah hotel. Waktu searching
sebelum ke Labuan Bajo, awalnya saya ingin menginap di hotel ini. Namun ada
review pengunjung, petugas kurang ramah
dan cukup merepotkan angkut2 koper ke kamar yang terdapat di bagian atas, akhirnya
saya mengurungkan niat. Di antai ini terdapat dermaga dan pemandangan lumayan
banyak kapal yang sedang berlayar. Karena waktu sudah mendekati sunset, di
pantai ini hanya sekitar 15 menit.
Berdasarkan hasil googling, tempat terbaik untuk menikmati sunset di Labuan Bajo adalah di Bukit Silvia. Maka perjalanan dilanjut sekitar 10 menit dari Pantai Wae Cicu. Untuk mencapai Bukit Wae Cicu, kita masih perlu trekking sekitar 20-30 menit dari parkiran motor. Siap-siap bawa sandal atau sepatu yang memang nyaman untuk dibawa jalan ya. Jalur trekkingnya lumayanlah, itung2 untuk pemanasan sebelum trekking panjang ke Wae Rebo keesokan hari. Bagaimana view dari Bukit Silvia nya? Cantik ga? Ehhh.. bagus ga maksudnya hehe
Ternyata menikmati sunset di Bukit Silvia lumayan terkenal, buktinya selama kita disana lumayan banyak wisatawan luar yang ikut menkmati sunset disana. Selain Bukit Silvia, ada juga beberapa bukit yang saling berdekatan untuk menikmati view pantai dan sunset. Ada Bukit Teletubies dan Bukit Cinta.
Setelah menikmati view sunset di
Bukit Silvia, kaki pun mulai bergegas turun menuju parkiran. Tiba-tiba ingin
minum air kelapa. Searching-searching tempat tongkrongan yang lumayan oke,
ketemulah Le Pirate. Nama ini tentu bagi sebagian orang sudah tidak asing
karena ada penginapannya juga di beberapa kota. Di internet, banyak orang yang
merekomendasikan cafe ini. Beberapa pengunjung dalam reviewnya menyatakan bahwa
pelayan cafe lebih mengutamakan wisatawan luar. Namun, hal ini terpatahkan
berdasarkan pengalaman saya. Pesanan saya lumayan cepat dapat (saya tidak ada
tampang seperti wisatawan luar kan ya hehe).
Oh ya, selama kurang lebih 2jam berada di Cafe Le Pirate, pengunjungnya
semua adalah wisatawan luar negeri dong. Menu ya menu internasional lah ya
pastinya.
Setelah selesai nongkrong di Le Pirate, perjalanan di lanjut ke Dermaga Kampung Ujung. Menurut mbah google, disana tempat wisata kuliner. Jadi harapan saya juga akan menemukan air kelapa. Entah kenapa dari siangnya saya pengen air kelapa, namun tidak ketemu karena sudah pada tutup.
Fyi, Dermaga Kampung Ujung pada siang hari menjadi tempat bertemunya tour/travel dengan wisatawan yang akan ikut trip atau nama ngetren nya adalah meeting point. Sedangkan pada malam hari tempat ini akan berubah menjadi kawasan kuliner seafood.
Waktu sudah mendekati tengah
malam, explore untuk dalam kota hari pertama harus diakhiri. Berhubung besok
subuh trip Wae Rebo sudah dimulai.
Oh ya sebagai tips bagi yang
ingin ke Labuan Bajo, sedia stok tissue basah karena air cukup berkapur dan sun
block karena cuaca yang lumayan menyengat. Beberapan tempat juga menyediakan persewaan
motor Rp100-150rb/hari. Semoga liburannya menyenangkan..
No comments:
Post a Comment