Judul Buku : Lady in Waiting
Penulis : Jackie Kendall dan Debbie Jones
Penyunting : Sofian Gunawan Sumardi
Penerbit : Pionir Jaya
Cetak : Cetakan ke-20, Mei 2014
ISBN : 979-542-264-2
Tebal : 180 hlm
Pertama kali membaca judul buku ini apa yang yang terbersit di benak kita? Apakah cara menemukan pria yang tepat? Atau bisa jadi cara menarik pria agar menyukai kita? Atau bisa jadi kita berpikir buku ini untuk wanita lajang saja?
Jawabannya adalah salah. Lady in Waiting yang ditulis oleh Jackie Kendall & Debbie Jones ini bukanlah tentang bagaimana menemukan pria yang tepat, namun tentang bagaimana menjadi wanita yang tepat bagi Mempelai Pria Surgawi kita yang sesungguhnya, yaitu Allah.
Jackie Kendall & Debbie Jones sepertinya sependapat dengan budaya Indonesia pada umumnya, dimana wanita menjadi pihak yang menunggu pinangan, Lady in Waiting menuturkan apa yang perlu dilakukan oleh seorang wanita sembari menanti. Bagaimana untuk menjadi seorang wanita yang tepat? Buku ini membahas 10 sifat/ kualitas yang dapat ditemukan dalam tokoh Rut yang dapat kita jadikan acuan untuk menjadi wanita yang tepat. Kualitas seorang wanita dalam penantian yang dimaksud adalah:
1.
Wanita dengan penyerahan tanpa ragu,
2.
Wanita yang rajin,
3.
Wanita yang beriman,
4.
Wanita yang penuh kebajikan,
5.
Wanita yang penuh pengabdian,
6.
Wanita yang murni,
7.
Wanita yang memiliki rasa aman,
8.
Wanita yang puas,
9.
Wanita yang penuh keyakinan,
10.
Wanita yang sabar.
Anggapan sebagian besar wanita bahwa pernikahan dapat menyempurnakan/ mengutuhkan hidup mereka adalah kurang tepat. Jika memang pernikahan dapat menyempurnakan diri seseorang, mengapa ada wanita yang sudah menikah masih merasa sendiri, tidak dimengerti baik suami, atau bahkan mengapa ada perceraian? So, kita perlu mengutuhkan diri kita terlebih dahulu. Jangan mencari keutuhan kita di dalam diri orang lain, karena hanya Dialah satu-satunya yang dapat mengutuhkan diri kita.
Buku ini memberikan beberapa contoh wanita yang mencoba mengatur kehidupannya. Menyandarkan hubungan kepada manusiawi pada akhirnya membawa pada keputusasaan dan kekecewaan. Banyak wanita yang mungkin karena faktor umur yang menurut pandangan sekitar atau pertanyaan orang tua sudah cukup untuk menikah, akhirnya tidak sabar menunggu mempelainya atau bahkan mencoba “menyetel kencan” nya. Buku ini menjelaskan daripada kita sibuk mencoba mencari pria yang menurut kita tepat, kita lebih baik menggunakan waktu penantian kita sebagai sebuah kesempatan untuk bertumbuh lebih dekat dengan Tuhan. Syukuri waktu penantian dengan memanfaatkan sebanyak mungkin untuk bergaul denganNya. Karena ketika sudah menikah, tidak dapat dipungkiri bahwa waktu kita bukan lagi sepenuhnya milik kita sendiri, 24 jam yang kita miliki akan dikurangi dengan waktu kita bekerja baik di kantor, mengurus rumah, mengurus anak, dan mengurus suami. Jika ketika masih sendiri saja kita belum mampu meluangkan waktu untuk Tuhan, apalagi setelah berkeluarga. Percayalah ketika kita melakukan penyerahan tanpa ragu kepadaNya, Dia akan memberikan apa yang kita butuhkan pada waktu yang tepat.
Di bagian akhir, buku ini memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk refleksi diri kita untuk membantu memeriksa diri kita. Jujur setelah membaca buku ini, saya agak merasa malu dengan kualitas diri sendiri yang masih banyak kekurangan.
Semoga kita bisa menjadi wanita saleh, Seorang Wanita dalam Penantian.
Kelebihan Buku
Buku ini memberikan banyak referensi yang cukup banyak dari ayat-ayat Alkitab terkait topik yang dibahas.